Kamis, 08 Januari 2009

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh











Education’s concultant @ research advocation



Mohammad Thoyib. M.Pd.

Perumda, k.30 keniten ponorogo

Telp. 0352-487715-081335751835

e-mail:mthoyibmpd0809@plasa.com

website :www.muhammadthoyib.multiplay.com











































PEMBUKAAN



Membedakan PTK dengan Penelitian Eksperimen

Aspek
Penelitian Formal
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Pelaksana Penelitian
Dilakukan oleh orang luar
Dilakukan oleh guru, guru berkolaborasi dengan guru lain atau dosen

Masalah
Dapat berasal dari peneliti sendiri, dari luar kelas
Masalah yang terjadi di kelas (hasil observasi dan refleksi guru)

Sampel penelitian
Sampel harus representatif (terwakili), dipilih dengan teknik tertentu (misal acak)
Kerepresentatifan sampel tidak menjadi persyaratan penting. Subyek penelitian adalah kelas yang mempunyai masalah

Validitas (kesahihan)
Mengutamakan validitas internal dan eksternal
Lebih mengutamakan validitas internal



Analisis
Menuntut penggunaan analisis statistik yang rumit
Tidak menuntut penggunaan analisis statistik yang rumit

Hipotesis
Mempersyaratkan hipotesis yang menunjukkan hubungan antara variabel bebas dan terikat
Tidak selalu menggunakan hipotesis. Hipotesis menggambarkan dampak tindakan yang akan dilakukan

Tujuan
Mengembangkan teori atau mencari temuan baru
Memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung

Hasil penelitian
Hasil penelitian merupakan produk ilmu atau penerapan ilmu
Hasil penelitian merupakan metode praktis peningkatan mutu pembelajaran

Prosedur
Berlangsung linear (bergerak maju). Menggunakan rancangan dan kontrol yang ketat
Berlangsung siklis dan fleksibel terhadap perubahan rancangan




ALUR MELAKUKAN PTK

Refkesi Guru terhadap

pembelajaran di kelasnya

(identifikasi masalah)

ANALISIS & TEMUAN

(Pembel. Belum optimal &

Kualitas proses dan hasil rendah)

PERENCANAAN

TINDAKAN SIKLUS I



ANALISIS & REFLEKSI

SIMPULAN

SELESAI

TINDAKAN DAN OBSERVASI

• Tahap Perencanaan

- Menyusun RPP

- Simulasi pembelajaran

- Alat penilaian & Lembar Observasi

(2) Tahap Pelaksanaan

- Melaksanakan Pembelajaran

- Melakukan Pengamatan

(3) Tahap Penilaian

- Malakukan Penilaian hasil belajar

- Melakukan Penilaian Kinerja



BELUM SELESAI

(siklus II), dst












Identifikasi Masalah (PTK)

masalah pendidikan dan pembelajaran yang terjadi sehari-hari di kelas, bersifat penting & mendesak untuk dipecahkan. masalah penguasaan kompetensi

masalah rendahnya ketrampilan siswa

masalah miskonsepsi

masalah aktivitas belajar

masalah interaksi dalam kelas.

masalah evaluasi pembelajaran

dll.



Contoh: Identifikasi Masalah

— Hasil observasi kelas …………di …………………….. :

— Materi diajarkan dengan metode konvensional (ceramah),

— Pelajaran dimulai dengan menjelaskan kemudian dilanjutkan dengan latihan soal-soal yang ada pada buku paket.

— Hanya 3 orang siswa yang bertanya (selama 40 menit pelajaran) untuk mengkonfirmasikan jawaban temannya. Guru langsung menjelaskan jawaban dari soal tersebut.



Contoh Hasil Belajar siswa pada tes Blok dapat digunakan refleksi bahwa pembelajaran di kelas ada masalah

Aspek
Kelas X.1
Kelas X.2

Skor terendah
55
58

Skor tertinggi
82
85

Rata-rata kelas
62
66

Jml siswa yang mencapai SKM (65)


57%


71%




Contoh Identifikasi dan Analisis masalah



Fakta yang diamati guru/Peneliti:

Siswa kurang berani mengajukan pertanyaan
Sebagian besar siswa tidak menyelesaikan tugas yang diberikan dengan tepat
Persentase siswa yang mencapai ketuntasan minimum 50%
Nilai rata-rata 5,1
Medode yang digunakan guru ceramah
Sebagian siswa salah Konsep
Siswa tidak dapat mengerjakan/memecahkan masalah






Identifikasi masalah:

Kualitas proses belajar (fakta 1,2)
Pemahaman siswa/Kualitas hasil belajar (fakta 3,4, 6, 7)
Metode: kurang menarik






Temuan:

Kualitas proses belajar dan hasil belajar masih rendah







Penyebab Masalah/Analisis:

Metode pembelajaran kurang menarik, media/bahan ajar tidak ada



Analisis akar masalah



Metode yang digunakan: berpusat pada guru, kurang variatif

Peran guru dominant

Transfer pengetahuan dominan

Penjelasan guru kurang menarik

Materi sulit, banyak hafalan, menakutkan

Pemahaman rendah

Kurang motivasi/pasif

Kualitas Hasil dan Proses Belajar masih rendah



mengatasi masalah



Metode Berpusat pada guru, kurang variatif



Metode berorientasi Konstruktivistik

Berpusat pada siswa

Penemuan/konstruksi konsep

Prior knowledge

Activities

Inkuiri

PBL

Cooperative

Siklus Belajar

Peta Konsep








Pemilihan Metode berdasarkan :



Karakteristik Materi :

Konsep-konsep berhubungan

Sebagian Konsep bersifat abstrak

Mengacu pada kerja ilmiah

Ciri-ciri Metode yang relevan:

Memberi peluang hands-on activity

Mendemontrasikan hubungan antar konsep

Berpusat pada siswa

Menunjukkan relevansi konsep dan aplikasinya dalam kehidupan

Peta Konsep



Pemilihan tindakan:
Tindakaan yang ditetapkan guru untuk mengatasi masalah yang ada di kelas harus dijelaskan alasan/rasionalnya. Misalkan alasan tersebut:
Memberi peluang pada siswa melakukan aktivitas sehingga siswa menjadi aktif (learning by doing)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar
Guru telah mengenal kedua metode tersebut walau belum diterapkan dengan baik



Tujuan PTK:

untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang terjadi sehari-hari di kelas.

Judul PTK hendaknya menggambarkan: masalah yang diteliti, tindakan untuk mengatasi masalah, hasil yang diharap-kan, tempat/latar penelitian, dan spesifik serta singkat.









Contoh judul :

Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Apresiasi gambar model Siswa Kelas 8 SMP................ Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Joyful Learning

Keterangan pokok :

Kualitas Proses........................masalah yang diteliti

Model Pembelajaran Joyful Learning…………….. Tindakan yang dipilih untuk menyelesaikan masalah



Perumusan masalah
Dirumuskan secara jelas, spesifik, operasional, dalam bentuk kalimat tanya.
aspek substansi (nilai manfaat dan keterterapannya)
aspek orisinalitasnya (hal baru yang belum pernah dilakukan)
aspek formulasi (dalam kalimat tanya)
aspek teknis (kelayakan peneliti).



Rumusan masalah PTK,

menggunakan kalimat tanya, operasional

Contoh:

Bagaimana penerapan Metode pembelajaran Joyful Learning dapat meningkatkan Kualitas Hasil Belajar Apresiasi gambar model ?
Dapatkah dengan penerapan metode pembelajaran Joyful Learning dapat meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas ………..SMP……….. dalam mempelajari apresiasi gambar model?
Dapatkah dengan penerapan metode pembelajaran Joyful Learning meningkatkan rasa senang siswa Siswa Kelas ………..SMP……….. dalam mempelajari apresiasi gambar model?


PEMECAHAN MASALAH
Dirumuskan dalam hipotesis tindakan, dijelaskan secara operasional

HIPOTESIS TINDAKAN
dirumuskan dalam bentuk pernyataan hipotesis, diantaranya dapat menggunakan bantuan kata “jika … maka …”.



CONTOH HIPOTESIS TINDAKAN

Jika Siswa Kelas ………SMP………… diajarkan dengan Metode pembelajaran Joyful learning maka hasil belajar kimia akan meningkatkan.
Jika Siswa Kelas ….SMP….. diajarkan dengan Metode pembelajaran Joyful learning maka keaktifan siswa dalam belajar APRESIASI GAMBAR MODEL akan meningkat.
Jika Siswa Kelas …………SMP………. diajarkan dengan Metode pembelajaran Joyful learning maka rasa senang siswa dalam belajar APRESIASI GAMBAR MODEL akan meningkat.


TUJUAN PENELITIAN

Jelas, konsisten dengan rumusan masalah, menggambarkan hasil yang akan dicapai.

Contoh:

Mendeskripsikan hasil belajar apresiasi gambar model siswa yang diajar dengan Metode pembelajaran joyful learning
Mendeskripsikan Keaktifan siswa dalam Belajar yang diajar dengan metode pembelajaran joyful learning dalam mempelajari apresiasi gambar model
Mendeskripsikan rasa senang siswa kelas …………SMP………. dalam mempelajari APRESIASI GAMBAR MODEL yang diajar dengan penerapan metode pembelajaran Siklus Belajar dan Peta Konsep.


KAJIAN PUSTAKA :

Tujuan Utama:

Membantu peneliti dalam memecahkan masalah penelitiannya.



Tujuan Lain:

Memperoleh gambaran tentang kedudukan penelitiannya trhadap penelitian-penelitian lain



Fungsi Kajian Pustaka

(1) membantu pemilihan prosedur,
(2) memahami latar belakang teoretis
masalah penelitian,
(3) mengetahui manfaat penelitian
sebelumnya,
(4) menghindari duplikasi, dan
(5) memberikan pembenaran pemilihan
masalah penelitian.



Apa yang harus ditulis pada KP

1. Paparkan secara komprehensip (menyeluruh), ringkas tetapi padat, prinsip-prinsip tindakan (metode pembelajaran) yang dipilih untuk memecahkan masalah.

2. Jelaskan mengapa tindakan yang dipilih dapat memecahkan masalah

3. Paparkan pengalaman/hasil-hasil penelitian yang telah ada yang mendukung keberhasilan penggunaan tindakan dalam memecahkan masalah pembelajaran (jika ada)



METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Paparkan secara jelas dimana penelitian diselenggarakan meliputi: nama sekolah, alamat sekolah.


Waktu penelitian: mulai sejak perencanaan tindakan sampai pembuatan laporan. Rinci berapa pertemuan tindakan dilakukan.


Contoh: Lokasi dan waktu

Penelitian dilaksanakan di .............. Jl. ......... .............. Pembuatan rencana tindakan berdasarkan refleksi yang ditulis pada proposal dilaksanakan pada tanggal 20 Mei sampai 9 Juni 2009, dikerjakan setiap hari Sabtu. Pelaksanaan tindakan dikerjakan mulai pada tanggal 26 Juli sampai 20 September 2009. Jam pelajaran 2 pertemuan setiap minggu pada tiap hari Senin dan Rabu masing-masing 2 x 45 menit.



B. Subyek Penelitian



Contoh:

Subyek penelitian adalah siswa kelas ................ dengan jumlah siswa 40 orang. Nama-nama siswa yang terlibat disajikan pada Lampiran 1. Observer terdiri dari dua orang Guru yaitu: Bapak X dan Ibu Y yang membantu peneliti merekam proses pembelajaran.
Paparkan siswa yang menjadi sasaran penelitian, meliputi: Kelas dan jumlah


C. Langkah-langkah (Prosedur) PenelitianRancangan Penelitian:

Paparkan bahwa penelitian yang dilakukan menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas 2 (lebih) siklus. Tiap terdiri dari 4 tahap (Kemmis and Taggart, 1988), yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi (pengamatan), (4) Refleksi







SIKLUS MODEL

KEMMIS DAN Mc. TAGGART





























Recana1

Observe

Revised Plan

Observe







SIKLUS 1



Kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama meliputi:

1. Perencanaan

Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah: bahan ajar, Silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), tugas-tugas kelompok, quis, dan lembar observasi, instrumen lain, jurnal kegiatan, angket, dll.

2. Pelaksanaan

Paparkan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan sesuai dengan tindakan yang dilakukan.



Contoh: (pembelajaran dengan STAD)

Siswa diberi penjelasan tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD dan komponen-komponennya.
Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan pertimbangan kemampuan akademik dan jenis kelamin.
Peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan garis besar materi yang akan dipelajari.
Siswa ditugaskan untuk bergabung ke dalam kelompoknya masing-masing.
Peneliti memulai dengan memaparkan dan mendiskusikan materi yang dibahas.
Peneliti membagi tugas kepada setiap kelompok.
Peneliti melakukan observasi dan membimbing kegiatan kelompok.
Setelah kegiatan kelompok selesai, dilanjutkan dengan diskusi kelas yang dipandu oleh guru untuk membahas hal-hal yang tidak/belum terselesaikan dalam kegiatan kelompok.
Peneliti memberikan quis untuk mengetahui penguasaan konsep yang dipelajari secara individual.
3. Pengamatan

paparkan apa yang akan diamati oleh peneliti. Seperti:

Selama tahap pelaksanaan peneliti melakukan observasi terhadap ketrampilan kooperatif yang dilatihkan kepada siswa dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.



3. Refleksi

3.1 Analisis hasil observasi mengenai: Jelaskan data apa saja yang akan dianalisis.

Contoh:

Ketrampilan kooperatif siswa dalam melakukan kegiatan pada masing- masing tahap belajar kooperatif, hasil kegiatan kelompok, dan hasil quis dan kaitannya dengan hasil kegiatan kelompok.



3.2 Kekuatan dan Kelemahan Siklus I

Indikator keberhasilan pada siklus I: sajikan indikator-indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan pada siklus I dan bagaimana cara mengukurnya.



3.2 Kekuatan dan Kelemahan Siklus I

Indikator keberhasilan pada siklus I: sajikan indikator-indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan pada siklus I dan bagaimana cara mengukurnya.



CONTOH INDIKATOR KEBERHASILAN

Aspek
Pencapaian siklus I
Cara mengukur

Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan
35%
Diamati saat pembelajaran berlangsung, lembar pengamatan, oleh peneliti. Ditung dari jumlah siswa bertanya per jumlah keseluruhan siswa

Ketepatan waktu melakukan kegiatan eksplorasi (mengerjakan LKS)
62%
Jumlah kelompok yang dapat menyelesaikan tugas tepat waktu dibagi jumlah kelompok. Dibuat jurnal setiap pertemuan

Interaksi antar siswa pada kegiatan kooperatif
40%
Diamati ketika siswa melakukan diskusi, dicatat keterlibatan masing-masing siswa dalam kelompok

Ketuntasan hasil belajar
65%
Dihitung dari nilai rata-rata kuiz dan tes blok. Siswa yang memperoleh nilai lebih besar/sama dengan 70 dinyatakan tuntas.


Siklus II:

— Pada siklus kedua dilakukan tahapan-tahan seperti pada siklus pertama tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus pertama, sehingga kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus pertama tidak terjadi pada siklus kedua.





INDIKATOR SIKLUS II

Aspek
Pencapaian siklus I
Pencapaian siklus II

Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan
35%
40%

Ketepatan waktu melakukan kegiatan eksplorasi (mengerjakan LKS)
62%
65%

Interaksi antar siswa pada kegiatan kooperatif
40%
50%

Ketuntasan hasil belajar
65%
72%




Instrumen Penelitian

Paparkan instrumen apa saja yang digunakan pada penelitian yang dilakukan.



Contoh

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: lembar observasi keterampilan kooperatif, kuesioner terbuka, kuis atau tes prestasi belajar, dan catatan guru/jurnal. Instrumen observasi disusun berdasarkan komponen dasar pembelajaran kooperatif. Kuesioner terbuka digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajar kooperatif, dan kuis atau tes prestasi belajar digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar. Instrumen penelitian disajikan pada Lampiran.



E. Pengumpulan dan Analisis Data

Jelaskan bagaimana peneliti mengumpulkan dan manganalisis data



Contoh:

Pegumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, observasi, dan tes. Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan masing-masing siswa sebagai dasar pembagian kelompok. Teknik observasi digunakan untuk merekam kualitas proses belajar mengajar berdasarkan instrumen observasi dan digunakan camera video. Sedangkan tes digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar.

Data hasil observasi, catatan guru, kuesioner terbuka dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kualitas proses belajar mengajar. Untuk mengetahui peningkatan kualitas hasil belajar dilakukan dengan cara membandingkan skor individu dan kelompok dengan tes atau kuis sebelumnya.



Cara melakukan analisis data:

1. Mengorganisasikan data

2. Menjabarkannya ke dalam unit-unit

3. Melakukan sintesa

4. Menyusun ke dalam pola

5. Memilih bagian yang penting untuk dipelajari

6. Membuat kesimpulan







Sifat analisis data kualitatif

1. Data yang diperoleh

2. Dikembangkan pola hubungan tertentu

3. Pola yang diperoleh dicarikan data secara berulang

4. Bila pola tersebut benar dari data yang berulang maka dikembangkan teori baru



Reduksi Data

1. Merangkum,

2. memilih hal-hal yang pokok,

3. Memfokuskan pada hal-hal yang penting

4. Dicari tema dan pola serta membuang data yang tidak penting

5. Data Display (penyajian data)

6. Penyajian data dapat dilakukan dalam mentuk tabel, grafik, matriks, dll sehingga data teroragisasi dan mudah dipahami.

7. Data PTK dapat disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart.

8. Miles and Huberman (1984): “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narative text”



CONTOH ANALISIS :

Deskripsi Empirik
Analisis

Pembelajaran dimulai dengan menertibkan kelas, guru mengecek kehadiran siswa. Setelah itu langsung masuk pada topik bahasan mengenai “sifat-sifat benda” guru mulai dengan menunjukkan beberapa benda seperti air, batu, minyak, kapur, paku, spiritus, dan balon udara. Siswa diminta mengelompokkan benda-benda yang mempunyai kategori sama. Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan “apakah benda pada masing-masing kelompok mempunyai sifat yang sama dan bagaimana sifat-sifat benda antar kelompok”
Guru telah melakukan entry behavior sangat baik, guru memeriksa kesiapan siswa mengikuti pelajaran, dan mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa berpikir. Guru telah menggali kemampuan awal siswa, dengan demikian guru telah melakukan apersepsi dengan baik.




KOMPONEN-KOMPONEN REFLEKSI DIGAMBARKAN SEBAGAI BERIKUT



ANALISIS

PEMAKNAAN

PENJELASAN

PENYIMPULAN

TINDAK LANJUT









Siklus berikutnya

Pemanfaatan

Pemantapan






Tahap Refleksi terhadap Tindakan

— Tahap ini meliputi kegiatan: menganalisis, memaknai, menjelaskan, dan menyimpulkan data yang diperoleh dari pengamatan (bukti empiris), serta mengaitkannya dengan teori yang digunakan (kerangka konseptual). Hasil refleksi ini dijadikan dasar untuk menyusun perencanaan tindakan siklus berikutnya.



— Dari refleksi yang tajam dan terpercaya akan diperoleh masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentuan tindakan berikutnya. Kadar ketajaman refleksi ditentukan oleh tingkat ketajaman dan keragaman instrumen observasi yang digunakan.



Tahap Refleksi terhadap Tindakan

— Guna mendapatkan hasil refleksi yang optimal, beberapa pertanyaan berikut dapat dimanfaatkan sebagai pemandu.

Ø Bagaimana persepsi Anda (guru, siswa, pengamat lain) terhadap tindakan yang dilakukan ?

Ø Apa efek tindakan tersebut?

Ø Isu kependidikan apa saja yang muncul sehubungan dengan tindakan yang dilakukan?

Ø Apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tindakan? Mengapa kendala tersebut muncul?

Ø Apakah terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran?

Ø Perlukah perencanaan ulang?

Ø Jika “ya”, alternatif tindakan manakah yang paling tepat?

Ø Jika “ya” apakah diperlukan siklus berikutnya?

— Secara keseluruhan keempat tahapan dalam PTK : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi membentuk suatu siklus.

— Siklus ini kemudian diikuti siklus-siklus lain secara berkesinambungan seperti sebuah spiral.

— Kapan siklus-siklus tersebut berakhir? Jawabannya adalah, kalau hasil pelaksanaan tindakan sudah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti.



Kualitas pembelajaran dapat diketahui dari:

Aktifitas belajar siswa: perubahan perilaku, sikap, motivasi seperti: keaktifan berdiskusi, bertanya, mencoba, mengerjakan tugas, …(data-data mengenai hal tersebut dikumpulkan melalui lembar pengamatan)

Hasil belajar siswa: nilai hasil tes, nilai/kualitas tugas.







SISTEMATIKA





Halaman Judul

Halaman Pengesahan

Abstrak

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Tabel



Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Hipotesis Penelitian (Jika ada)

D. Tujuan Penelitian

E. Manfaat Penelitian



Bab II Kajian Pustaka

A. ………………

B. ………………..



Bab III Pelaksanaan Penelitian

A. Lokasi dan Waktu

B. Subyek Penelitian

C. Prosedur (Langkah-langkah Penelitian)

1. Rancangan Penelitian

2. Langkah-langkah Penelitian

Siklus I (Perencanaan, Pelaksanaan Tindakan, Pengamatan,

refleks, Indikator ketercapaian )

Siklus II (Perencanaan, Pelaksanaan Tindakan, Pengamatan,

refleks, Indikator ketercapaian )



D. Instrumen Penelitian

E. Teknik Analisis Data

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Hasil Siklus I

- Perencanaan

- Pelaksanaan Tindakan

- Hasil Pengamatan

- Refleksi Siklus I

2. Hasil Siklus I

- Perencanaan

- Pelaksanaan Tindakan

- Hasil Pengamatan

- Refleksi Siklus I

B. PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN





Tindakaan yang ditetapkan guru untuk mengatasi masalah yang ada di kelas harus dijelaskan alasan/rasionalnya. Misalkan alasan tersebut:

Memberi peluang pada siswa melakukan aktivitas sehingga siswa menjadi aktif (learning by doing)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar

Guru telah mengenal kedua metode tersebut walau belum diterapkan dengan baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar